Bambu, merupakan salah satu komoditas andalan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Hulu Sungai dan telah tercatat lebih dari 3.000 Hektar tegakan Bambu tumbuh subur di 3 wilayah kelola KPH Hulu Sungai.
Tiga wilayah tersebut, yaitu Kab. Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Tengah (HST), khususnya di jalur Pegunungan Meratus.
Pada akhir tahun 2023, tepatnya di bulan Oktober, telah dilaksanakan program Pengembangan Bambu di Luar Kawasan Hutan. Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Prov Kalsel, KPH Hulu Sungai dan BPDASHL Barito ini terletak di 2 lokasi.
Salah satunya berada di Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Makmur Desa Lumpangi Kec. Loksado Kab. HSS seluas 15 Ha. Pengembangan Bambu menjadi salah satu perhatian khusus Dishut Prov Kalsel.
Kepala Dinas Kehutanan Prov Kalsel, Fathimatuzzahra mengarahkan agar KPH Hulu Sungai terus memantau pertumbuhannya karena Bambu menjadi salah satu tanaman penting dalam perbaikan kondisi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan arahan Kadishut, Kepala KPH Hulu Sungai, Rahmad Riansyah, menginstruksikan Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan, M. Saberansyah, memimpin tim untuk turun langsung ke lapangan pada Selasa (29/10/2024).
Lokasi penanaman di KTH Wana Makmur sebagian besar berada di lereng bukit atau gunung. Kondisi jalan yang mendaki dan menyisir lereng.
Ditambah cuaca yang cukup terik, tidak menurunkan semangat tim untuk tiba di lokasi penanaman. Segala letih terbayarkan ketika melihat tegakan Bambu Betung yang berumur kurang lebih 1 tahun tumbuh subur dengan tinggi 3 m lebih.
Ditemukan lahan Bambu seluas kurang lebih 1 Ha, Mulyadi selaku perwakilan KTH dan pemilik lahan memberikan apresiasinya.
“Terima kasih atas dukungan fasilitasi penanaman Bambu ini. Tanaman ini menjadi modal ekonomi kami dan pendukung wisata camping ground yang mulai di kelola oleh desa Lumpangi,” ucapnya sambil menunjuk lokasi villa kecil di puncak bukit sebelahnya.
Untuk kondisi sebagian bibit yang merana bahkan mati, Saberansyah berpesan melakukan penyulaman menggunakan bibit lokal yang komersial.
“Atau bersurat ke BPDASHL Barito untuk memohon bibit Betung lagi sebagai sulaman. Dengan harapan bisa mewujudkan impian KTH menjadi Desa Wisata Bambu di Lumpangi,” sambungnya.
Setelah menyelusuri beberapa titik lokasi penanaman, dengan perasaan bahagia, tim pun kembali ke kantor untuk melaporkan hasil monitoring pengembangan bambunya ke pimpinan. Ad [IK]