Komunitas Literasi berinklusi sosial Kopiambar Bacarita terus berupaya berkontribusi dalam dunia keliterasian. Bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (26/1) me-lounching secara resmi program Folklore Explore Tanah Bumbu.
Program mengeksporasi cerita rakyat di Bumi Bersujud ini dimulakan dengan menjelajah Pulau Burung di Kecamatan Simpang Empat.
Program ini merupakan ekplorasi sastra lisan cerita-cerita rakyat dan mitologi yang berkembang di tengah masyarat. Kegiatan ini sekaligus meriset sejarah dan budaya. Tim akan melakukan kajian dan mendokumentasikan peniggalan-peninggalan peradaban kuno.
Program ini akan digelar pada 10 titik yang tersebar di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Diantaranya adalah Pulau Burung di Kecamatan Simpang Empat, pulau Sewangi di Kecamatan Batulicin, peninggalan manusia purba di Gua Bidadari dan Gua Liang Bangkai di Kecamatan Mantewe, Sumur air tawar di Kubah Pagatan, batu berkarakter unik di Desa Seliselilau Kec Karang Bintang, Sumur Air Panas di Desa Sardangan Kec Kusan Tengah, lesung batu di Desa Lasung Kusan Hulu, sumur jodoh di Setarap dan Batu Buaya di Kecamatan Satui.
Produk akhir dari Prokram Folklore Explore Tanah bumbu ini merupakan video dokumentasi dan buku. Produk ini nantinya akan dijadikan dukumen pustaka yang dapat menjadi sumber rujukan bagi ilmu pengetahuan.
Kepala Dispersip yang diwakili oleh Kabid Pelayanan, Alden Ibrahim mengatakan pihaknya telah menganggarkan pencetakan buku hasil dari program ini. Pihaknya juga telah memprogramkan kajian atau bedah buku dari hasil kegiatan ini nantinya.
“Hasil kajian ini akan kami bukukan dan kami distribusikan sebagai bahan bacaa. Nantinya juga akan akan kita bedah bersama dalam sebuah forum. Sehingga produk dari program ini benar dapat dijadikan sumber rujukan dan pijakan pada kajian ilmu pengetahuan yang lebih dalam,” ujarnya saat turut serta pada pemulaan ekplore di Pulau Burung.
Lebih jauh Alden Ibrahim mengapresiasi kerjasana dengan Kopiambar Bacarata yang konsisten mendukung program literasi di Tanah Bumbu. Sepanjang ini menurutnya sudah ada empat buku lokal Tanah Bumbu yang dilahirkan bersama antara Dispersip dan Kopiambar. Keempat buku tersebut bermuatan kearifan lokal dan mengangkat potensi yang ada di daerah.
“Kerjasama ini membawa energi yang sangat positif bagi daerah. Di bidang keliterasian, Kerjasama ini terbukti dapat menjadi triger atau pemantik semengat berliterasi,” tandas Alden Ibrahim.
Salah satu tim Folklore Explore Tanah Bumbu Mia Ismed mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya komunitasnya melestarikan budaya tutur sastra lisan yang sudah mulai punah. Dengan program ini pihaknya anak menuliskan kembali berbagai cerita -cerita rakyat yang sudah kian jarang penuturnya.
“Kita tau saat ini anak-anak usia sekolah terutama tidak lagi menganal sejarah dan budaya leluhurnya. Pun dengan penuturnya sudah mulai berkurang, banyak yang telah meninggal dunia. Karena itu sebagai upaya pewarisan nilai, kita menggalakkan kembali, ” jalas Mia Ismed.
Mia yang memang dikenal sebagai penulis lokal Tanah Bumbu ini menjelaskan jika di kabupaten setempat sedianya sastra lisan yang tidak terpublikasi dan terdokumentasi secara baik. Dari segi ilmu pengetahuan banyak akademisi, budayawan atau peneliti yang kesulitan mengakses informasi tersebut.
“Lagenda pulau burung misalnya, sedkit sekali yang mengetahui kisah awal penamaannya. Karena ini program ini digalakkan untuk mengggali dan mengekspose cerita-cerita tersebut, baik melalui media audio visual di platfom digital, maupun melalui tulisan buku,” jelasnya.
Di Pulau Burung, kegiatan ini didampingi langsung oleh Kepala Desa Pulau Burung, Saidina. Tim mengenjungi sejumlah tempat bersejarah. Tim juga dipertemukan oleh salah satu tokoh di Pulau ini yakni Hj Hermawati.
Tokoh yang masuk dalam 1000 Tokoh berpengaruh di Indonesia ini menceritakan Sejarah. Tim juga didamping oleh Ketua Pokdarwis Muhammad Elmi. Uza [IK]