Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Keluarga Berintegritas adalah Pelaksanaan Program kegiatan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia melalui Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat (Dit. Permas)
Bertempat di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru tujuan pelaksanaan Bimtek ini adalah Meningkatkan kapabilitas pengetahuan dan kapabilitas pemahaman di lingkungan keluarga (suami istri) tentang perilaku antikorupsi dan pentingnya membangun keluarga berintegritas.
Hal ini dikarenakan maraknya kasus korupsi yang melibatkan pasangan / keluarga sehingga melibatkan pasangan tersebut kurang perhatian pada asal usul pendapatan suaminya, tuntutan dari pasangan yang berlebihan, pasangan yang bergaya hidup mewah / hedon, banyaknya keluarga yang memanfaatkan fasilitas negara, seringnya aji mumpung, gratifikasi dan rasa kurang bersyukur.
Inspektur Provinsi Kalsel, Akhmad Fydayeen, mengatakan ingin mendorong kehidupan keluarga yang lebih harmonis untuk saling menghargai, saling mencintai dan saling mengingatkan untuk berperilaku antikorupsi
“Mengingatkan tentang pentingnya keluarga guna mengimplementasikan nilai-nilai integritas bagi pasangan suami istri maupun kepada anaknya,” ucapnya, Kamis (26/9/2024).
Ia juga menyampaikan akan meningkatkan kepedulian keterbukaan antar pasangan suami istri dan berani bersikap kritis terhadap pendapatan diluar penghasilan yang sah.
“Mendorong pasangan (suami istri) menjadi teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai integritas bagi lingkungan keluarga-keluarga lainnya untuk berperilaku anti korupsi,” ujarnya.
Sementara Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor, melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar sepakat bahwa perilaku korupsi dapat terbentuk dari budaya yang ada dalam keluarga sendiri.
“Keluarga yang terbiasa dengan gaya hidup mewah, menuntut materi secara berlebihan, hinga terbiasa memanfaatkan fasilitas negara adalah faktor-faktor yang dapat mendorong seseorang untuk meraup lebih banyak dari haknya, alias korupsi,” ungkapnya.
Hal tersebut amat memprihatinkan, ia mengingatkan kiranya ini menjadi bahan renungan untuk semua. “Bagaimana budaya keluarga selama ini. Sudahkah kita mampu membimbing keluarga dengan baik,” papar Roy.
Integritas merupakan kesatuan pikiran, ucapan, dan tindakan yang memancarkan kejujuran, keteguhan dan tanggung jawab. Integritas akan mengarahkan seseorang pada perilaku-perilaku baik, sekaligus menjadi rem atas tindakan-tindakan yang melanggar nilai norma sosial.
“Seseorang yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang dapat dipercaya dan bisa diandalkan,” tuturnya.
Sejatinya, nilai-nilai integritas harus ada dalam diri setiap orang, terutama para pejabat yang tentunya rentan terhadap gratifikasi, suap, dan aksi-aksi korupsi lainnya.
Selain unggul dan kompeten pejabat yang baik haruslah bersifat jujur, bertanggung jawab, dan teguh pendirian dalam menolak tawaran-tawaran yang melanggar nilai dan norma.
“Bimbingan teknis yang terlaksanakan pada hari ini merupakan kesempatan berharga unik membangun keluarga yang berintegritas dan menguatkan perilaku anti korupsi,” jelasnya.
Roy menuturkan bahwa keluarga menjadi fondasi awal dalam menata kehidupan yang baik, amanah dan saling mendukung satu sama lain. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk merekatkan keharmonisan, kekompakan dan keterbukaan antar pasangan.
“Saya berharap, peserta dapat mengikuti bimbingan teknis sampai akhir dan dalam keadaan prima. Materi yang disamping, kiranya dapat dipahami dengan baik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkup kerja dan dimanapun berada,” harap Roy.
Dia berpesan kepada seluruh pejabat di lingkup pemerintah provinsi kalimantan selatan, untuk menjauhi segala tindakan yang mendekati korupsi, entah itu suap menyuap, gratifikasi, mark up atau penggelembungan harga, dan penggelapan jabatan.
“Kepada para pejabat yang berkecimpung di sektor-sektor yang rawan korupsi, seperti sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sektor perpajakan, saya tekankan agar bersikap teguh dan menghindari setiap tawaran yang merugikan negara dan masyarakat,” tegasnya.
Dirinya kembali mengingatkan bahwa setiap manusia akan menuai apa yang ditanam. Jika menanam hal-hal yang baik, niscaya kita akan memetik hasil yang berkah di kemudian hari. Begitu pula sebaliknya. Ad [IK]