Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkolaborasi dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri).
Kegiatan dengan tema “Kenduri untuk Wujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi” ini dilaksanakan di Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (Unukase), Kabupaten Banjar, Rabu (30/10/2024).
Kegiatan ini merupakan upaya pelibatan masyarakat dalam melakukan pencegahan radikalisme dan terorisme melalui FKPT Kalsel Tahun Anggaran 2024.
Dalam acara ini, tuuru dihadiri juga dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, mahasiswa-mahasiswi Unukase Kalsel, serta perangkat desa mulai dari kecamatan, kelurahan, RW, RT, karang taruna dan masyarakat sekitar di wilayah Kabupaten Banjar.
Seluruh peserta diberikan beberapa materi-materi terkait radikalisme dan terorisme serta upaya-upaya pencegahan yang disampaikan melalui 3 orang narasumber yang berkompeten.
Adapun narasumbernya, yakni Agus Prabowo dari Kesbangpol Kalsel – Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik, Edi Bisma dari BNPT RI dan Dyah Kusumawati, narasumber nasional yang juga mantan jurnalis, salah satunya adalah media Liputan6, SCTV.
Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi, mengatakan kegiatan ini merupakan program BNPT RI, yang di daerah dilaksanakan oleh FKPT Kalsel.
Tujuan lain dari kegiatan adalah untuk mentransfer informasi terkait upaya pencegahan penyebaran faham radikalisme dan terorisme kepada masyarakat luas.
Aliansyah menyatakan, potensi terorisme bisa ada dimana saja, termasuk di Kalsel. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu waspada terhadap hal-hal yang mencurigakan yang menjerumus terhadap radikalisme dan terorisme.
“Terorisme ini adalah musuh kita semua dan harus dilawan bersama. Yang namanya potensi itu tentu ada. Kita berkaca dengan peristiwa penyerangan Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada tahun 2020 lalu. Saat itu kita merasa banua kita aman-aman saja, tidak taunya ada serangan,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan, BNPT RI sendiri memiliki strategi, yaitu dengan konsep pentahelix atau multipihak, yang melibatkan banyak unsur dalam menanggulangi paham terorisme ini.
“Mulai dari pemerintah, akademisi, awak media, pelaku usaha, dunia usaha, tokoh masyarakat dan elemen-elemen lainnya,” terangnya.
Selian itu, ia juga mengajak semua pihak untuk selalu waspada dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
“Terlebih jelang Pilkada serentak tanggal 27 Nopember 2024 nanti. Bisa saja momen-momen seperti itu dimanfaatkan. Bisa saja lewat dunia maya atau media sosial, seperti hoaks ataupun politisasi SARA. Jadi, mari kita tetap waspada dan menjaganya bersama,” papar Aliansyah.
Sementara itu, Rektor Unukase Kalsel, Dr Ir H Abrani Sulaiman M.Sc., sangat mengapresiasi kegiatan Kenduri yang dilaksanakan di Unukase Kalsel.
“Kami sangat bangga karena Unukase Kalsel dijadikan tempat terselenggaranya kegiatan yang sangat penting ini. Dimana pencegahan radikalisme dan terorisme juga menjadi fokus Unukase Kalsel,” ujarnya
Ia menjelaskan, Unukase Kalsel merupakan bagian dari NU, dimana secara kelembagaan merupakan salah satu lembaga tertua yang didirikan pada tahun 1926 selain Muhammadiyah, yang selalu berkomitmen menjaga negara kesatuan RI.
“Sebenarnya, kegiatan ini juga sangat sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang Unukase Kalsel dengan mempertahankan nilai-nilai Aswaja Nahdatul Ulama,” ungkapnya.
Abrani menyampaikan, dalam tradisi NU ada empat prinsip dasar, yaitu tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleran). Dimana dua nilai ini, lanjutnya, sangat berkesusaian, yaitu moderat dan toleran.
“NU berprinsip bahwa NKRI dan Pancasila merupakan nilai yang sudah disepakati bersama dalam mengawal republik ini,” tutup Abrani. Ad [IK]