25.5 C
Banjarbaru
Minggu, Oktober 5, 2025
spot_img

Buku Cerita Rakyat untuk Pelestarian Sastra Lisan di Tanbu

Buku folklore bertajuk Cerita Rakyat Bumi Bersujud diluncurkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan  Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (31/8) sore. Acara berkonsep semi outdoor di cafe Rei Beach Batulicin ini juga dirangkaikan dengan diskusi buku.

Acara ini mendapat atensi positif, sejumlah tokoh budaya dan sastra hadir. Diskusi semakin menarik karena menghadirkan narasumber penutur asli sastra lisan dari berbagai daerah di Tanah Bumbu – yang  ceritanya diangkat dalam buku.

Buku disusun oleh tim eksplore folklore dari Komunitas Pegiat Gambar (Kopiambar) Bacarita. Tim beranggotakan, Muzakkir Munzir, Ngatmiyatun, Fauzi Rahmah dan Ari Robi Rusadi.  Komunitas ini memang intens dalam penulisan buku lokal.

Setidaknya ada 14 cerita rakyat yang dieksplor dalam buku ini, di antaranya kisah  asal usul Gua Liang Bangkai di kecamatan Mantewe, kisah Pulau Burung, lagenda Pulau Sewangi, sumur air tawar di kubah bibir pantai Pagatan, pantai Batu Buaya dan kisah lainnya yang tersebar di wilayah Tanah Bumbu.

Kapala Dispersib  Tanah Bumbu, Yulia Rahmadhani mengatakan, buku ini sebagai upaya pelistarian tradisi tutur sastra lisan.

“Kita ingin melestrarikan cerita-cerita rakyat ini sebelum punah. Karena penutur aslinya sudah banyak yang lanjut usia dan sepuh. Karena itu kita himpun lalu susun kembali ceritanya , lalu kita sajikan ke tengah pembaca, ”  ujar Yulia Rahmadani dalam sambutan saat meluncurkan buku.

Pihaknya merasa memiliki tanggung jawab agar generasi penerus dalam hal ini generasi muda, mengetahui sejarah -minimal familiar dengan cerita cerita rakyat di daerah sendiri. Ke depan  Yulia mengaku telah memprogramkan alih wahana cerita ini ke dalam bentuk animasi dan video.

“Sehingga cerita ini bisa dinikmati dan digemari semua kalangan terutama anak-anak usia sekolah. Sehingga pelestarian dapat optimal,” ujarnya.

Lebih lanjut Yulia mengajak SKPD lain yang hadir yakni perwakilan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Kepariwisataan  serta perwakilan Dinas Pendidikan untuk bersinergi bergandeng tangan menyusun program kolaboratif melestarikan budaya dan sastra di Bumi Bersujud.

Antusias peserta dalam diskusi sangat tinggi, pewara bahkan membatasi peserta hingga azan magrib berkumandang. Diskusi mengenai cerita rakyat mengundang atensi banyak pihak yang hadir, karena keterbatasan waktu tidak semua peserta diakomodir untuk menyampaikan pendapat. Diskusi akhirnya melahirkan rekomendasi agar instansi terkait mengadakan acara dialog budaya.

Diskusi diselingi hiburan bercerita dari siswi SMPN 4 Batulicin yang membawakan salah satu cerita lagenda dalam buku. Acara ini juga memberi penghargaan pada seluruh narasumber punutur cerita rakyat dari 14 lokasi. Peserta beruntung mendapatkan door prize buku dari panitia. B-Zak

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles