Melihat latar belakang 3 pasang calon Bupati Batola, baik dari tingkat pendidikan hingga S3, dan latar belakang birokrat, politisi dan pengusaha maka idealnya acara debat dilakukan 3 kali pula dalam pilkada Batola 2024.
“Ini merupakan bentuk penghargaan terhadap kemampuan tiga pasangan calon itu,” ucap, Nasrullah Akademisi ULM yang sedang menempuh Program Doktoral S3 Antropologi UGM.
Opsi yang beredar di masyarakat bahwa debat hanya akan dilakukan sekali, lanjutnya. Kalau itu benar, maka hanya akan merendahkan martabat dan meragukan kemampuan tiga pasangan calon tersebut.
Selain itu, debat merupakan upaya untuk menjadikan Pilkada Batola berkualitas. Sebab wacana di masyarakat politik elektoral didominasi transaksional harus digeser kepada paparan visi misi, presentasi dan defensif pasangan calon.
Melalui 3 kali debat, dikatakan Nasrullah, masyarakat disuguhkan pertukaran ide, kemampuan retorika, joke, satiris, daya kritis yang selama ini hanya tontonan di layar televisi atau tayangan youtube dari tokoh di Jakarta, tetapi sesungguhnya mampu dilakukan putra-putra terbaik Barito Kuala.
Di sisi lain, KPUD Batola sebagai penyelenggara pemilu harus merancang format debat sedini mungkin, agar 3 kali debat menjadi wadah pendidikan politik dan pertunjukkan bagaimana 3 pasangan calon saling berinteraksi dengan hangat dan bersahabat di atas panggung debat.
“Substansi debat juga bukan ajang menang kalah, atau mempermalukan pasangan lain, tetapi bagaimana menarik simpati masyarakat. Oleh karena itu, sekali lagi jika debat hanya 1 kali itu berarti formalitas, sedangkan 3 kali debat adalah pembuktian sebenarnya,” tutupnya.