Pengadilan Tipikor Banjarmasin, menggelar sidang perdana dugaan tindak pidana korupsi penyelewengan dana kredit usaha rakyat (KUR), kantor BRI cabang Kotabaru, dengan terdakwa M Dika Irawan mantan Relationship Manager (RM).
Penyelewengan dana tersebut dilakukan Dika bersama Selvie Metty yang disidangkan terpisah, berdasarkan penghitungan BPKP Kalsel tertanggal 2 Juni 2025, negara mengalami kerugian sebesar Rp9,2 miliar lebih, uang tersebut berasal dari 28 nasabah fiktif.
Dalam dakwaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Kotabaru, M Rafi Eka Putera menyatakan terdakwa Dika berama Metty sedemikian rupa melakukan rekayasa untuk pengajuan pinjaman KUR.
“Kegiatan itu para terdakwa lakukan sejak Tahun 2021 sampai 2023,” ucapnya, Rabu (2/7/2025).
Keduanya memiliki tugas masing-masing, Metty mengumpulkan data calon peminjam, seperti KTP, KK serta tempat usaha orang lain, seolah-olah benar milik calon debitur.
Kemudian melakukan penilaian agunan dengan cara menaikkan nilai agunan yang tidak sesuai dengan harga pasar, lalu dilakukan mark up agar sesuai dengan nominal plafon kredit.
Terdakwa juga memanipulasi laporan keuangan calon debitur dan pencairan yang kemudian uang pencairan tersebut dinikmati sendiri oleh terdakwa.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa, Terdakwa Dika mendapat keuntungan sebesar Rp 410 juta sedang untuk Metty sebesar Rp5,6 miliar.
“Modus dan cara mereka berdua bekerja sama yang mana terhadap syarat syarat kredit disiapkan saksi Metty. Semtara Dika betugas melakukan penginputan data calon nasabh KUR,” terang Rafi.
Akibat perbuatannya, para Terdakwa didakwa telah melakukan korupsi sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan 3 undang-undang korupsi.
“Didakwa Pasal 2 Undang-Undang Tipikor sebagai pasal primer Dan subsider pasal 3. Lebih subsidinya pasal 12 huruf b juncto pasal 55 KUHP,” paparnya. Stn [IK]
