Oleh: Zainal Helmie, Ketua PWI Kalsel
Suasana hati saya hancur saat peluit panjang dibunyikan di laga PSIS Semarang vs Barito Putera. Meski menang, Barito tetap terdegradasi setelah Semen Padang secara mengejutkan mengalahkan Arema Malang. Grup WhatsApp pun ramai—ada yang marah, kecewa, ada juga yang mencoba tegar dan memberi semangat.
Saya hanya bisa menunduk, memeluk syal kuning hitam yang sudah lama tak saya kenakan. Syal yang mewakili kesetiaan pada klub yang pernah merasakan getirnya kasta bawah. Saya tetap mencintai Barito Putera, bukan karena mereka selalu menang, tetapi karena mereka mengajarkan arti ketulusan dalam mendukung.
Sepak bola bukan semata-mata tentang menang atau kalah. Ada nilai-nilai yang jauh lebih dalam: kekeluargaan, kebersamaan, semangat juang, dan rasa memiliki. Nilai-nilai ini yang membuat saya tetap berdiri di belakang Barito, bahkan saat mereka terpuruk.
Saya yakin CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, menyadari sepenuhnya bahwa kini saatnya pembenahan total. Bukan hanya merombak komposisi pemain, tetapi juga memperkuat akar: pembinaan pemain muda, seleksi pelatih yang berkualitas dan berkarakter, pengelolaan keuangan yang lebih bijak, serta membangun kembali hubungan emosional dengan suporter yang mulai pudar.
Strategi ini sebenarnya telah dijalankan oleh Hasnuryadi. Namun, dalam dunia sepak bola yang dinamis, evaluasi adalah hal mutlak. Tidak cukup hanya dengan niat baik—diperlukan ketegasan, konsistensi, dan keberanian mengambil keputusan besar.
Barito butuh sosok pemimpin di lapangan, bisa pelatih atau manajer, yang tak hanya paham taktik, tapi juga dihormati dan disegani. Sosok ini menjadi jembatan yang efektif antara pemain dan manajemen, serta mampu memelihara semangat tim di tengah tekanan.
Kegagalan kali ini harus jadi titik balik. Degradasi bukan akhir, tapi kesempatan untuk introspeksi dan memulai ulang dengan arah yang lebih jelas. Kita harus belajar dari klub-klub besar dunia. Lihat Napoli—pernah tenggelam dalam mediokritas, kini mereka bangkit dan bahkan merebut Scudetto Serie A 2024/2025 di bawah kepemimpinan Antonio Conte, menyingkirkan raksasa-raksasa seperti Inter dan Juventus.
Barito Putera bisa seperti Napoli—asal berani berubah. *As(AI)