32 C
Banjarbaru
Sabtu, Oktober 18, 2025
spot_img

Kang Maman: Menulis adalah Ibadah, Membaca adalah Jalan Kemerdekaan 

Penulis nasional Maman Suherman atau akrab disapa Kang Maman, tampil sebagai narasumber tunggal dalam Talkshow Penutup Festival Literasi Beraksi 2025 yang digelar di Bandara Bersujud, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (18/10/2025).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tanbu, Yulia Rahmadani, dan dimoderatori oleh penggiat literasi Tanah Bumbu, Muzakkir Munzir.

Dalam paparannya, Kang Maman mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh inspirasi, mulai dari masa kuliah hingga menjadi penulis dan jurnalis nasional. Ia bercerita bagaimana keuletan dalam membaca dan menulis menjadi kunci utama dalam mengubah kehidupannya.

“Saya pernah hampir menyerah karena biaya hidup di Jakarta besar, sementara saya kuliah di UI tanpa punya keluarga di sana. Tapi saya ingat pesan ayah saya, kalau kamu Iqra, kamu tidak lapar; kalau kamu menulis, kamu pasti cukup. Dan benar, dari menulis, saya bisa hidup, membiayai kuliah, bahkan berhaji,” ungkapnya.

Maman menekankan bahwa perintah pertama Allah dalam Al-Qur’an adalah Iqra (bacalah), dan itu menunjukkan betapa pentingnya literasi dalam kehidupan manusia. Ia juga mengaitkan dengan ayat berikutnya yang berbunyi “Nun, walqalami wama yasthurun” — demi pena dan apa yang mereka tuliskan — yang menurutnya menjadi landasan spiritual bagi setiap kegiatan membaca dan menulis.

“Allah bersumpah demi pena. Artinya menulis itu bukan sekadar kegiatan intelektual, tapi ibadah. Dengan menulis, kita bisa memberi manfaat bagi banyak orang, bahkan setelah kita tiada,” ujarnya.

Kang Maman juga bercerita bahwa dari menulis, ia telah menerbitkan 63 buku yang tidak hanya memperkaya pembacanya, tetapi juga menghidupi keluarganya. Royalti dari karyanya menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang kesejahteraan.

“Bayangkan, dari satu buku bisa menyekolahkan anak-anak saya. Tiap kali buku dicetak ulang, rekening saya bertambah, dan itu hasil dari kekuatan kata yang ditulis dengan niat baik,” katanya disambut tepuk tangan peserta.

Lebih jauh, ia mengingatkan pentingnya budaya membaca bagi generasi muda. Menurutnya, rendahnya minat baca di Indonesia merupakan tantangan besar, terlebih bagi bangsa yang mayoritas beragama Islam.

“Perintah pertama dalam Islam adalah membaca. Tapi ironisnya, minat baca kita sangat rendah — hanya satu dari seribu orang yang gemar membaca. Kalau membaca itu perintah Allah, maka meninggalkannya adalah kelalaian. Bangsa yang tidak membaca, tidak akan bisa berpikir merdeka,” tegasnya.

Ia mencontohkan negara-negara non-Muslim seperti Finlandia, Islandia, dan Swedia yang justru menjadikan budaya membaca sebagai pondasi kemajuan. Penduduk di negara tersebut rata-rata membaca 35 buku per tahun, sementara di Indonesia hanya tiga buku per tahun.

“Tempat paling sunyi di Indonesia itu bukan kuburan, tapi perpustakaan. Banyak sekolah yang bukunya masih dibungkus plastik, karena dianggap aset yang tidak boleh disentuh. Buku seharusnya dibaca, bukan disimpan,” ujar Kang Maman dengan nada reflektif.

Di akhir talkshow, Kang Maman mengajak seluruh peserta untuk menjadikan membaca dan menulis sebagai jalan kemerdekaan berpikir dan beriman.

“Bangsa ini lahir dari para penulis dan pembaca hebat — Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, Sjahrir — semuanya menulis, semuanya berpikir. Karena menulis itu membebaskan, dan membaca itu memerdekakan,” tutupnya disambut tepuk tangan meriah.

Talkshow inspiratif ini menjadi penutup manis Festival Literasi Beraksi 2025 yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu. Melalui kegiatan ini, semangat literasi di Tanah Bumbu diharapkan terus tumbuh dan menjadi teladan bagi daerah lain di Kalimantan Selatan. As

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles