Oleh : IBG Dharma Putra
Perubahan adalah denyut kehidupan itu sendiri, tak lahir secara kebetulan, tapi dari kesadaran untuk beranjak, menuju situasi yang lebih baik. Pelantikan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, adalah sebuah momentum penting, saat harapan bermekaran untuk melihat arah baru yang lebih segar serta bermakna.
Asa yang tumbuh tak karena euforia seremonial, tapi karena pengalaman panjang mengajarkan, bahwa perubahan perlu dirancang, memerlukan nalar jernih, keberanian serta faktor lingkungan yang mendukung. Kesadaran dan perencanaan, membuat perubahan berjiwa dipenuhi makna dan bukan slogan kosong belaka.
Momentum pelantikan selayaknya digunakan untuk melakukan perubahan tersebut, dijadikan awal perjalanan panjang dalam menabur benih, menanam, menyiram, dan menumbuhkan benih perubahan. Sebuah rencana besar untuk semua dan bagi kejayaan nusantara.
Pelantikan sebagai momentum karena sejatinya perubahan dimulai dari manusia, bukan aturan, bukan pula dari tata graha sebuah gedung yang sangat megah. Dibutuhkan pribadi pribadi yang berani melangkah meski harus menempuh jalan yang tak populer. Manusia tak hanya berbicara tentang kemajuan, tapi memperagakan ucapan dalam tindakan nyata. Orang yang tak mengejar nyamannya jabatan semata tapi pembuka jalan bagi kesejahteraan bersama.
Orang seperti itu adalah mereka yang memiliki mimpi lebih besar dari sekadar situasi rutin yang membosankan, tidak sekedar mempertahankan keadaan, tetapi mampu membayangkan masa depan ideal sekaligus bisa merancang berbagai titian untuk mencapainya. Inovator berdisiplin, yang tidak takut memperkenalkan cara lain dan baru, dalam melayani masyarakat. Kemajuan itu tak pernah lahir dari kepuasan terhadap status quo.
Menjadi pembawa perubahan bukan perkara mudah, sering terbuktikan bahwa perubahan akan berhadapan dengan kepentingan mapan, kritik tajam, tekanan politik, bahkan perlawanan kelompok yang terganggu oleh kehadiran situasi baru. Karena itu, diperlukan keberanian untuk berbeda, keteguhan untuk tetap berdiri ketika gelombang datang, dan kebijaksanaan untuk tetap rendah hati dalam menghadapi ujian.
Dalam perjalanan itu, ada pula mereka yang mencoba menjilat atau menggoyahkan dengan cara halus. Tapi perubahan yang baik akan menemukan jalannya sendiri jika ia dijalankan dengan kecendekiaan, kejujuran, dan ketulusan. Jadilah menara api integritas, yang menerangi sekeliling, bukan menara gading yang tinggi namun terasing. Teladan dan ketegasan akan jauh lebih kuat daripada retorika.
Kecerdasan berkomunikasi menjadi jembatan penting. Perubahan bukan kerja satu orang, melainkan gerak bersama. Maka dengarkan, libatkan, dan sepakati langkah dengan jernih. Jangan terkungkung pada satu cara, namun tetap tegakkan disiplin terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Dalam kerja sama, kejelasan arah dan kesatuan langkah adalah penting sebab keduanya bak bahan bakar perubahan.
Lingkungan yang mendukung pun tidak kalah penting. Pemimpin tertinggi memegang peran kunci dalam menciptakan ekosistem sehat, tak sekadar dengan aturan formal, tetapi dengan keberpihakan pada kepentingan masyarakat. Di sanalah fondasi perubahan diletakkan, pada nilai yang luhur, struktur yang lentur namun konsisten, kebijakan yang berpihak, dan situasi yang memberi ruang bertumbuh.
Sejarah sering mengajarkan bahwa kegagalan perubahan bukan karena ide buruk, tapi karena pemimpin tak konsisten. Mencla mencle adalah awal pudarnya keteladanan dan hilangnya daya dorong kemajuan. Sejarah berkata,keberhasilan perubahan, lahir dari harmoni antara manusia, nilai, struktur, kebijakan, dan momentum.
Hari pelantikan ini adalah momentum itu, seperti fajar merekah perlahan, memberi kesempatan bagi langkah baru untuk menorehkan sejarah kemajuan masyarakatnya. Teriring doa, supaya pejabat yang dilantik hari ini menjadi pembawa cahaya, penjaga arah, dan penumbuh harapan. Bukan hanya sebagai pemegang jabatan, tetapi sebagai pelaku perubahan yang ditunggu oleh masyarakatnya. *As
Banjarmasin, 13102025