Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar sosialisasi Tausyiah terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak di provinsi Kalsel, Kamis (14/11/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula pertemuan MUI Kalsel, tujuannya untuk menghimbau masyarakat agar pilkada berjalan damai sampai penghitungan suara.
Sekretaris Umum MUI Kalsel, Nasrullah mengatakan, kegiatan ini juga guna menghindari soal politik uang yang sering terjadi di tengah masyarakat.
“Fardu kifayah kalau menurut kami, jadi kalau kita sudah melakukan himbauan dan kita kan tidak bisa bertindak, kita melakukan pesan moral, menjadi kekuatan moral,” ucapnya kepada awak media.
Kemudian, ia berharap agar pilkada tahun ini jangan sampai dari berbagai kompetitor menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan menjadi kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota.
“Karena sesungguhnya kalau diawali dengan perbuatan yang tidak bagus, maka kami meyakini akhirnya akan tidak bagus juga,” sebutnya.
Nasrullah mengungkap, jika kepala daerah mengeluarkan keuangan lebih besar, maka ada tujuannya, tentunya minimal untuk mengembalikan uang yang mereka keluarkan.
“Oleh karena itu, kepala daerahnya harus bersih dulu agar pemilu bisa berjalan secara jujur dan adil, sehingga pada akhirnya mereka pasti akan melaksanakan tugas mereka untuk menjalankan amanah rakyat dan amanah masyarakat,” terangnya.
Dirinya juga menyatakan bahwa MUI Pusat menghimbau dan menginstruksikan kepada MUI Provinsi sampai ke tingkat daerah untuk memberikan pesan-pesan moral yang utama agar berjalan damai, tidak terjadi keributan, kerusuhan, chaos, dan lain sebagainya.
“Yang penting pilkada yang bersih, proses demokrasi yang bersih tanpa politik uang, tanpa intervensi dari aparat, tanpa keterlibatan aparatur sipil negara, kemudian perangkat-perangkat yang ada sampai tingkat desa-kepala desa kemudian badan perwakilan desa, camat, bupati, dan gubernur dalam rangka mengintervensi untuk mengarahkan dukungan kepada kompetitor tertentu,” jelasnya.
Selain itu, berkaitan dengan khutbah jumat, Nasrullah menegaskan bahwa semua khotib sudah diberikan instruksi dari MUI untuk menyampaikan agar politik bersih termasuk soal yang menyogok dan disogok itu akan masuk neraka.
“Sudah disampaikan dalam rangka pesan moral kepada umat, agar umat juga sadar karena yang namanya money politik, ini kadang-kadang masyarakat juga menerima bahkan ada yang sampai menunggu serangan fajar,” kata Nasrullah.
Terkait dengan informasi seorang Ustad yang menganggap wadah-wadah tersebut adalah sebuah sedekah, ia lalu menjawab bahwa ustad tersebut agak sedikit sesat.
“Kalau ini momennya pilkada, kalau sedekah itu tidak ada embel-embel, tidak ada udang dibalik batu, seandainya saya bersedekah kemudian tidak pada momen pilkada, nah itu yang betul-betul sedekah, ustadnya mungkin agak sesat sedikit,” tutupnya. Adm [IK]