24 C
Banjarbaru
Rabu, Oktober 15, 2025
spot_img

Sunjaya Adhiarto: Melestarikan Kesenian Tradisional Kalsel Berarti Menjaga Jati Diri Banua

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kepala Seksi Kesenian, Sunjaya Adhiarto, S.Sn, menegaskan pentingnya upaya pelestarian seni dan budaya tradisional sebagai bagian dari menjaga jati diri Banua dan memperkuat warisan budaya bangsa. Hal itu disampaikannya saat memberikan paparan pada kegiatan Sosialisasi Seni dan Budaya yang digelar di Grand Qin Hotel Banjarbaru, Kamis (25/9/2025).

Menurut Sunjaya, Kalimantan Selatan memiliki kekayaan seni tradisional yang beragam, mulai dari musik tradisi seperti Gamelan Banjar dan Musik Panting, tari-tarian seperti Tari Babangsai, Radap Rahayu, Giring-Giring, Baksa Kembang, hingga teater rakyat Mamanda dan Wayang Gung, serta tradisi sastra lisan Madihin, Pantun Banjar, dan Lamut. Kesenian tersebut, katanya, bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarat dengan nilai religius, kebersamaan, filosofi hidup, hingga berpotensi mendukung ekonomi kreatif masyarakat.

“Ancaman terbesar yang kita hadapi adalah kurangnya regenerasi pelaku seni, dominasi budaya populer modern, serta keterbatasan dokumentasi dan ruang pertunjukan. Jika tidak diantisipasi, kesenian tradisional kita bisa tergerus zaman,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong empat langkah strategis pemajuan kebudayaan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Sejalan dengan itu, Pemprov Kalsel juga mengacu pada Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal.

Langkah nyata yang telah dilakukan, lanjut Sunjaya, antara lain melalui pendidikan seni di sekolah, program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), penyelenggaraan festival seni daerah, digitalisasi kesenian melalui platform Dapobud, promosi wisata budaya, hingga kolaborasi lintas pihak bersama komunitas, seniman, dan akademisi.

Sunjaya juga menekankan peran penting generasi muda Banua dalam melestarikan kesenian tradisional. “Anak muda harus belajar, berani tampil, berinovasi, bahkan memanfaatkan media digital untuk memperkenalkan kesenian Banua ke tingkat nasional dan internasional,” katanya.

Sejumlah capaian pun telah diraih, di antaranya Gamelan, termasuk Gamelan Banjar, telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia tahun 2021, sementara 46 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Kalimantan Selatan telah ditetapkan sebagai WBTb Indonesia. Saat ini, Pemprov Kalsel juga berupaya mendorong Tari Kuda Gipang masuk dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

“Melestarikan kesenian tradisional Kalimantan Selatan berarti menjaga jati diri Banua sekaligus memperkuat warisan budaya bangsa Indonesia,” tutupnya. As

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles