Fenomena mabuk kecubung yang ramai beredar sejak 5 Juli 2024 lalu hingga 50 korban dirawat di RS Sambang Lihum, terus didalami Polda Kalimantan Selatan.
Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi menyampaikan, Kapolda Kalsel Irjen Pol Winarto sudah memerintahkan jajarannya agar mengecek apa penyebab mabuk dan halusinasi para korban.
“Kita memgambil keterangan korban berinisial AR dan S, mereka ini yang pertama kali viral yaitu perempuan yang berbusa mulutnya dan laki-laki memakai baju hitam, mereka menyampaikan mengkonsumsi pil putih tanpa merk dan logo yang mereka beli, alasannya obat penenang,” katanya kepada wartawan, Rabu (17/7/2024).
Direktorat Reserse Narkoba melakukan penyelidikan, ada informasi peredaran pil jenis baru warna putih tanpa merk tanpa logo dan ditangkaplah MS dengan barang bukti 20 ribu butir lebih pil pirig tanpa merk dan logo, lanjutnya. Polresta Banjarmasin juga menangkap 3 tersangka yang berinisial FS, IR dan SG dan disita 906 butir pil tanpa merk dan logo.
Begitu juga dengan Polres Hulu Sungai Tengah, mereka menangkap 2 tersangka berinisial MF dan MA dimana ada 1 ribu butir pil.Polres Banjarbaru 1 tersangka inisial MH dengan barang bukti pil putih tanpa merk dan logo sebanyak 605 butir.
Selanjutnya, Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel kembali meminta keterangan 3 korban baru yang sudah perawatan di RS Sambang Lihum berinisial H yang mengaku mengkonsumsi pil putih itu sebanyak 7 butir, kemudian atas nama J juga mengkonsumsi pil putih 2 butir, tapi dicampur dengan mefinal dan amoksan dan korban ketiga inisial A mengkonsumsi obat seledril 20 butir.
“Ternyata yang dikonsumsi dari para korban yang diambil keterangan adalah pil putih dicampur dengan obat lainnya,” imbuhnya.
“Pil putih tanpa merk dan logo sepanjutnya sudah dikirim ke laboratorium forensik Surabaya, untuk diketahui kadar kandungan apa yang ada dalam pil tersebut, kalau sudah ada hasilnya kita akan release kembali,” tuturnya.
Sampai saat ini dari 5 korban yang diambil keterangan, tidak ada yang mengatakan mengkonsumsi kecubung, tapi itu hanya sampai saat ini dan hanya keterangan 5 orang korban dari 50 korban. Untuk video-video beredar dimasyarakat kebanyakan bukan korban kasus kecubung.
“Contohnya laki-laki merayap dibawah fly over, setelah diambil keterangan dia mengkonsumsi minuman kertas. Kemudian video laki-laki ramai-ramai naik diatas kursi seperti orang kesurupan menirukan suara burung, yang dinarasikan korban pesta kecubung, ternyata itu adalah lomba burung yang dilaksanakan oleh Polres Batola dalam rangka Hut bmBhayangkara yang mana ara pawangnya dilombakan menirukan suara burung, jadi bukan karena pesta kecubung,” terangnya.
Banyak video yang tudak sesuai yang dibikin membuat situasi kalsel darurat, memang hal ini sebuah fenomena sejak 5 juli kemarin, sampai saat ini dengan korban 50 orang memang fenomena yang sedang kita dalami, tapi Kapolda juga sudah perintah tegas untuk mencari tau bandar-bandar pil putih tersebut.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat pemilik tanaman kecubung agar tidak menggunakan, dan pemilik tanaman kecubung memonitor agar tidak digunakan oleh orang lain,” tutupnya. Stn [IK]