Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam memperluas akses air bersih terus menunjukkan progres signifikan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel mencatat, pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) di Kabupaten Barito Kuala (Batola) telah mencapai realisasi 38,5 persen atau melebihi target rencana awal sebesar 31 persen.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Air Minum, Angga Rinaldi Rizal, saat memberikan keterangan terkait perkembangan proyek yang menjadi bagian dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Banjarbakula.
“Progresnya cukup positif, deviasi kita sekitar 7 persen dari target rencana. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan di lapangan berjalan lebih cepat dari jadwal,” ujar Angga di Banjarbaru, pada Selasa (16/9/2025).
Ia mengatakan Pekerjaan JDU di Barito Kuala dibagi ke dalam dua jalur utama. Jalur pertama mengarah ke wilayah Tabunganen sepanjang 11 kilometer (km), dan jalur kedua menuju Mekarsari sejauh sembilan km, dengan total panjang mencapai 20 km.
Saat ini, menurut Angga, pemasangan pipa utama telah selesai dilakukan. Tahapan pekerjaan yang tengah berlangsung meliputi Horizontal Directional Drilling (HDD) atau pengeboran melintang untuk melewati sungai, Pembangunan jembatan pipa di atas aliran sungai, dan Konstruksi reservoir berkapasitas 200 meter kubik di wilayah Ipa mekar putih.
“Kami targetkan seluruh pekerjaan tuntas pada akhir November 2025, sehingga distribusi air bersih bisa segera dinikmati masyarakat,” katanya.
Dengan selesainya proyek ini, Barito Kuala akan menjadi kabupaten kelima yang secara penuh terhubung dalam sistem SPAM Banjarbakula, sesuai kesepakatan bersama antara Pemprov Kalsel dan lima kabupaten/kota mitra.
“Setelah rampung, ini akan menjadi tonggak penting karena Barito Kuala merupakan wilayah terakhir yang dipenuhi komitmennya dalam SPAM Banjarbakula. Nantinya, masyarakat di Tabunganen, Tamban, dan Mekarsari akan merasakan langsung manfaat dari akses air bersih yang lebih layak dan berkelanjutan,” jelas Angga.
Adapun sumber air baku untuk distribusi ini tetap mengandalkan Intake Sungai Pinang milik Balai Wilayah Sungai (BWS), dengan hanya dilakukan penambahan aksesoris teknis untuk mendukung sistem distribusi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas PUPR menyatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya target akses air minum layak untuk semua.
Dengan kehadiran jaringan distribusi utama yang lebih terintegrasi, diharapkan tidak hanya memperbaiki kualitas hidup masyarakat, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi lokal melalui infrastruktur yang memadai.
Proyek JDU Barito Kuala menegaskan kembali komitmen Pemprov Kalsel dalam mewujudkan pemerataan infrastruktur dasar di seluruh wilayah. Ke depan, penguatan kerja sama antar daerah dan dukungan lintas sektor akan terus diupayakan agar semua lapisan masyarakat mendapatkan hak dasar atas air bersih.
“Dengan akses air bersih yang optimal, kita tidak hanya bicara infrastruktur, tetapi bicara tentang kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan banua yang lebih baik,” tutup Angga. As-Infopublik