25 C
Banjarbaru
Kamis, November 13, 2025
spot_img

Pemprov Kalsel Tanamkan Semangat Kepahlawanan Lewat Lomba Mading 3D di Museum Wasaka

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) sekaligus Hari Pahlawan Nasional 2025, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar Lomba Edukatif Kultural Mading Tiga Dimensi (3D) di Museum Wasaka, Banjarmasin, pada Senin (10/11/2025). Kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD Museum Wasaka ini diikuti 160 pelajar tingkat SMA/SMK/sederajat dari empat kabupaten/kota, yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, Barito Kuala, dan Tanah Laut.

Kepala Disdikbud Kalimantan Selatan, melalui Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah, menyampaikan bahwa lomba ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Belajar Bersama yang sebelumnya telah digelar di Museum Wasaka dengan tema sejarah revolusi fisik Kalimantan Selatan.

“Kami ingin melihat sejauh mana pemahaman para peserta terhadap sejarah revolusi fisik di Kalimantan Selatan yang telah mereka pelajari dalam kegiatan Belajar Bersama beberapa waktu lalu, dan kini dituangkan melalui karya Mading Tiga Dimensi,” ujar Arry di Banjarmasin pada Senin (10/11/2025).

Ia menjelaskan, tema revolusi fisik di Kalsel dipilih karena sejalan dengan nilai perjuangan yang diangkat oleh Museum Wasaka sebagai simbol semangat “Waja Sampai Kaputing” rakyat Banua.

“Kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat memahami dan meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam revolusi fisik di Kalimantan Selatan,” tambah dia.

Revolusi fisik di Kalsel merupakan periode perjuangan bersenjata rakyat Banua melawan Belanda (NICA) pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Peristiwa tersebut menjadi bagian penting sejarah nasional karena menegaskan kedaulatan Republik Indonesia di luar Pulau Jawa dan Sumatera.

Lomba yang berlangsung hingga 12 November ini menghadirkan tiga dewan juri profesional, yakni Wajidi (sejarawan), Budi Kurniawan (jurnalis dan komunikator), serta M. Syahril M. Noor (bidang artistik).

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi kreatif bagi pelajar, tetapi juga sarana edukatif untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan kepedulian terhadap sejarah perjuangan lokal di kalangan generasi muda Banua. As-Infopublik

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles