29.7 C
Banjarbaru
Jumat, Juli 4, 2025
spot_img

Literasi Ekonomi Syariah Masih Rendah, PW MES Kalsel Ajak Jurnalis Bangkit dan Bergerak

Dalam rangkaian pelatihan Public Speaking dan Sertifikasi BNSP yang digelar di Hotel Aeiris Banjarbaru, peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang sistem ekonomi Islam melalui sesi materi berjudul “Implementasi Nilai dan Prinsip Ekonomi Syariah”. Materi ini disampaikan oleh Muhammad Hudaya, perwakilan dari Pengurus Wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (PW MES) Kalimantan Selatan.

Di hadapan peserta yang mayoritas berasal dari kalangan jurnalis, Hudaya menyampaikan fakta mengejutkan: literasi ekonomi syariah di Indonesia masih berada pada angka sekitar 16% secara nasional. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama di daerah yang mayoritas penduduknya muslim seperti Kalimantan Selatan.

“Kita tidak bisa hanya bicara soal halal-haram, tapi juga bagaimana sistem ekonomi syariah bisa diimplementasikan secara nyata dan adil dalam kehidupan masyarakat. Peran media dan jurnalis sangat penting dalam menyampaikan pesan ini secara masif dan benar,” ungkapnya.

Ekonomi Syariah: Bukan Alternatif, Tapi Solusi

Hudaya menegaskan bahwa ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, melainkan jalan tengah yang menawarkan keadilan, transparansi, dan keseimbangan antara aspek spiritual dan rasional. Ia menekankan bahwa prinsip-prinsip seperti keadilan (‘adl), keseimbangan (tawazun), dan tolong-menolong (ta’awun) menjadi pondasi utama dalam sistem ini.

Materi juga membahas berbagai akad syariah, larangan riba dan gharar, serta urgensi menghadirkan produk-produk keuangan syariah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Tak hanya itu, Hudaya menyoroti potensi ekonomi daerah yang berbasis syariah, seperti pengembangan UMKM halal, sektor pertanian, dan investasi syariah lokal.

Peran Jurnalis dalam Gerakan Literasi Ekonomi Syariah

Pesan kuat yang disampaikan dalam sesi ini adalah bahwa jurnalis tidak hanya bertugas menyampaikan berita, tetapi juga menjadi agen edukasi. Informasi ekonomi yang kompleks harus dikemas dengan bahasa yang ringan, merakyat, dan tidak terjebak dalam istilah teknis.

“Jurnalis adalah
jembatan. Kalau jembatannya kuat, maka masyarakat bisa menyeberang menuju pemahaman ekonomi yang lebih adil dan sesuai nilai-nilai Islam,” tambah Hudaya.

Dengan semangat “Speak with Confidence, Lead with Impact”, sesi ini menjadi salah satu rangkaian yang paling menggugah selama pelatihan. PW MES Kalsel berharap agar para jurnalis dan peserta mampu menjadi bagian dari gerakan literasi ekonomi syariah, mulai dari tulisan, siaran, hingga pengaruh di ruang-ruang sosial. Dn

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles