Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov) menegaskan pentingnya peran Koperasi Merah Putih sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan di daerah. Hingga saat ini, di Kalimantan Selatan telah terbentuk 2.013 Koperasi Merah Putih, meski yang aktif dan terdata dalam aplikasi koperasi baru sekitar 140 koperasi.
“Dari total 2.013 koperasi, sebanyak 140 diantaranya sudah berjalan dan memiliki kegiatan ekonomi mandiri. Sebagian sudah mengikuti pelatihan dari pemerintah pusat, sementara yang lain masih dalam proses pendampingan,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan, Gusti Yanuar Noor Rifai saat proses pengambilan gambar untuk tayangan podcast “Ngonten Aja” (Ngobrolin Tentang Kerjaan) yang diproduksi oleh Bidang Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan, di Banjarbaru, pada Jumat (31/10/2025).
Yanuar menjelaskan bahwa koperasi yang belum aktif akan segera didampingi oleh tenaga pendamping yang telah disiapkan melalui program Kementerian Desa.
“Pendamping ini akan memberikan bimbingan teknis, membantu pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola usaha, termasuk dalam penggunaan aplikasi digital yang sudah disiapkan,” tambahnya.
Ia menyebut, setiap koperasi yang telah memenuhi syarat dapat mengajukan proposal pinjaman modal usaha hingga Rp3 miliar ke pemerintah pusat. Namun, banyak koperasi yang sudah mampu beroperasi secara mandiri melalui dana iuran dan modal anggota.
“Artinya, koperasi di Kalsel ini sudah punya daya gerak sendiri. Ada yang menjual LPG, sembako, beras, menyediakan jasa transportasi, hingga layanan kesehatan seperti apotek dan klinik,” jelasnya.
Koperasi Merah Putih juga berperan penting dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat. “Tujuannya adalah memotong mata rantai panjang antara produsen dan konsumen, sehingga masyarakat bisa membeli lebih murah, sementara petani dan pelaku usaha tetap diuntungkan,” katanya.
Menurut Yanuar, keberadaan koperasi ini sejalan dengan semangat ekonomi kerakyatan yang digagas Presiden. “Koperasi Merah Putih menjadi simbol gotong royong ekonomi. Uangnya berputar di desa, keuntungannya kembali ke masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung arah pengembangan koperasi menuju era koperasi modern dan digital. Melalui aplikasi Koperasi Merah Putih, anggota dapat memantau keuangan secara transparan, mengecek ketersediaan barang, hingga melakukan transaksi digital.
“Kalau dulu hanya ketua dan bendahara yang tahu laporan keuangan, sekarang semua anggota bisa memantau langsung lewat aplikasi. Ini bentuk transparansi dan modernisasi koperasi kita,” jelas dia.
Kalimantan Selatan menjadi salah satu provinsi pertama yang menerapkan sistem koperasi digital. Beberapa koperasi di Banjar dan Banjarbaru bahkan mulai menjadi model percontohan bagi daerah lain.
“Kami akan membuat semacam rumah model koperasi modern, agar kabupaten/kota lain bisa belajar dan meniru pola keberhasilannya,” ujarnya.
Selain memperkuat koperasi, Yanuar menekankan pentingnya sinergi dengan UMKM lokal agar produk unggulan daerah dapat dipasarkan melalui jaringan koperasi.
“Harapan kami, koperasi bukan hanya tempat simpan pinjam, tapi juga menjadi pusat ekonomi masyarakat desa yang memasarkan produk-produk lokal,” tutur dia.
Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif menjadi anggota koperasi. “Saya mengimbau masyarakat yang belum menjadi anggota, ayo bergabung. Koperasi ini bukan hanya wadah ekonomi, tapi juga tempat membangun masa depan bersama. Keuntungannya kembali ke daerah, manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutupnya.
Tayangan “Ngonten Aja” dapat disaksikan masyarakat melalui kanal Youtube KalselMC, yang menampilkan berbagai narasumber dan informasi pembangunan di Banua. As-Infopublik![]()





