Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Galuh Tantri Narindra, memaparkan arah kebijakan dan program prioritas pembangunan pendidikan Kalimantan Selatan saat menjadi narasumber bersama Tenaga Ahli Gubernur (TAG) Kalsel, H. M. Tasriq Usman, dalam program Banua Bicara bertema “Biaya Sekolah Transparan, Pendidikan Berkualitas” di Studio 1 TVRI Kalsel, Banjarmasin, Rabu (24/12/2025).

Galuh Tantri menegaskan bahwa pendidikan merupakan prioritas utama Gubernur Kalimantan Selatan dan telah ditempatkan sebagai misi pertama dalam arah pembangunan daerah.
“Bapak Gubernur menilai pendidikan sebagai sektor prioritas. Semua program pendidikan kami susun dengan melihat akar permasalahan yang dihadapi masyarakat, mulai dari akses, kualitas pendidikan, hingga kualitas guru dan peserta didik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada tahun 2025 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel tengah melakukan penyusunan basis data pendidikan secara menyeluruh, mencakup kondisi sarana prasarana sekolah, kebutuhan pembangunan sekolah baru, serta pemerataan distribusi guru di seluruh wilayah provinsi. Data tersebut akan menjadi fondasi perencanaan pendidikan lima tahun ke depan dalam masa kepemimpinan Gubernur.
Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah perbaikan tata kelola pendidikan. Pemerintah Provinsi Kalsel melakukan pembenahan sistem manajemen pendidikan, termasuk penguatan integritas, penataan administrasi, serta pembenahan perilaku aparatur pendidikan agar seluruh layanan berjalan profesional dan transparan.

Selain itu, Galuh Tantri menyoroti rendahnya rata-rata lama sekolah di Kalsel yang masih berada pada angka sekitar 8 tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak hanya menempuh pendidikan hingga jenjang SMP. Rendahnya angka partisipasi sekolah di tingkat SMA/SMK menjadi perhatian serius Pemprov Kalsel.
“Dari 100 anak usia sekolah SMA, hanya sekitar 63 yang melanjutkan sekolah. Artinya, 37 persen anak kita putus sekolah. Karena itu kami meluncurkan Gerakan Lawan Anak Putus Sekolah bertepatan dengan Hari Guru,” jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, faktor utama penyebab putus sekolah adalah tekanan ekonomi dan tuntutan bekerja di usia sekolah. Untuk itu, Pemprov Kalsel juga menggulirkan berbagai bentuk bantuan pendidikan, termasuk bantuan khusus kepada lebih dari 11.000 siswa perempuan yang telah disalurkan dan direncanakan berlanjut pada tahun 2026.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, Disdikbud Kalsel juga menjalankan program digitalisasi pendidikan, mencakup pengelolaan keuangan, perencanaan anggaran, kepegawaian, serta sistem pembelajaran berbasis data guna mendorong transparansi dan efisiensi layanan pendidikan.

Galuh Tantri turut menyinggung perlunya peningkatan prestasi dan kualitas akademik siswa, khususnya pada bidang literasi dan numerasi. Hasil pengukuran kemampuan siswa menunjukkan perlunya penguatan pembelajaran, sekaligus menjadi tolok ukur perbaikan kualitas proses belajar mengajar di masa mendatang.
Sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia unggul, Pemprov Kalsel juga tengah menyiapkan program beasiswa dalam dan luar negeri bagi siswa berprestasi. Sejumlah kerja sama internasional telah dibangun dengan perguruan tinggi di Singapura dan Tiongkok, yang direncanakan mulai dibuka pendaftarannya pada awal 2026.
“Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata tentang nilai, tetapi bagaimana menciptakan anak-anak yang mampu berpikir kritis dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata. Namun tentu kita tetap membutuhkan indikator keberhasilan sebagai alat ukur peningkatan mutu pendidikan,” terangnya.
Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan optimistis dapat mewujudkan sistem pendidikan yang lebih transparan, inklusif, dan berkualitas demi menyiapkan generasi unggul Banua di masa depan. As![]()









