Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar diskusi soal pemakaman antar umat beragama di Kalsel, kegiatan ini diselenggarakan di Aula Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, Sabtu (16/11/2024).
Mengusung tema “Peluang Tantangan: Problematika Pemakaman Umat Beragama” untuk mendiskusikan terkait alokasi pemakaman non Muslim.
Ketua FKUB Kalsel, Ilham Masykuri Hamdi mengatakan di beberapa kota-kota di Indonesia sudah mulai terjadi semacam perbedaan-perbedaan hubungan antar agama karena terganggu oleh beberapa penolakan-penolakan satu kelompok terhadap kelompok lain dalam persoalan orang meninggal.
“Karena orang meninggal itu semakin bertambah ada terus, tapi lahan tidak tersedia, karena itulah maka kita mencoba untuk mengangkat persoalan ini,” ucapnya kepada awak media.
Ia mengungkapkan akan menindaklanjuti perkara ini agar di Kalsel khususnya di kota-kota tidak terjadi penolakan-penolakan ataupun penyimpangan-penyimpangan dari penguburan orang-orang yang beragama.
“Kalau ini tidak ditanggulangi dia bisa menjadi bom waktu ke depan,” katanya.
Ilham juga menyebut sesuai undang-undang peraturan pemerintah bahwa penyediaan lahan makam adalah tugas dari pemerintah untuk menyediakan.
“Karena memang masyarakat atau rakyat ini beragam berarti ini harus disediakan peruntukannya untuk beragama, jangan satu kelompok pokok saja,” ungkapnya.
Selain itu, Ilham juga membeberkan, ternyata persoalan makam bukan hanya sekedar persoalan biasa, akan tetapi telah menjadi bisnis dari beberapa organisasi terkait.
“Kalau jadi bisnis apa tugas pemerintah, tentu sebagai regulator, dia harus mengawasi jangan sampai dibebaskan orang-orang itu berbisnis untuk lahan pemakaman, padahal itu kan tingkat penghormatan kepada kemanusiaan harus lebih tinggi daripada sekedar bisnisnya,” terangnya.
Dalam hasil pertemuan ini, Ilham menyatakan akan menindaklanjuti lagi dengan melakukan pertemuan dengan stakeholder.
“Antara lain adalah dinas yang menangani ini, apakah lingkungan hidup atau pemukiman gitu ya kemudian yang kedua adalah dengan DPR, DPR harus tahu juga,” tuturnya.
Sementara, Ketua Bidang Penampungan Aspirasi FKUB Kalsel, Nasrullah menambahkan akan mencari solusi yang terbaik untuk mencari tempat pemakaman atau lokasi pemakaman bagi non-muslim baik Kristen, Hindu, Buddha Katolik dan lain sebagainya.
“Kalau ini tidak bisa diselesaikan, percuma kita berbicara moderasi beragama, kita sendiri saja tidak bisa memperdulikan kawan-kawan atau saudara-saudara kita sebangsa yang kemudian berbeda agama untuk soal pemakaman,” jelasnya.
Sedangkan untuk pemakaman umat Muslim, Nasrullah menjawab, tidak ada persoalan karena mayoritas Muslim sangat relatif.
“Karena dari masjid, dari langgar, kemudian kerukunan atau paguyuban masing-masing kabupaten dan kota ini punya, contohnya Banjarmasin Hulu Sungai Utara, Kandangan, Hulu Sungai Tengah, semua punya, bahkan masjid sendiri punya, Muhammadiyah punya sendiri, Al-Jihad, kemudian Sabilal juga punya tempat pemakanan,” paparnya.
Padahal, lanjut Nasrullah, izin pembangunan tempat pemakaman sudah gampang, tinggal tanahnya ada, kemudian pemerintah kota atau pemerintah provinsinya mempunyai keinginan untuk membangunnya.
“Apalagi kalau soal pemakaman ini tidak ada sengketa kan tidak ada nuansa bisnisnya beda kalau membangun untuk base camp, untuk hotel, itu akan menjadi persoalan kan karena ada nuansa bisnis,” tukasnya.
“Pemakaman ini juga tentunya untuk umum, siapapun boleh, pokoknya kalo ini pemakaman kristian, ya kristian disitu, begitu juga dengan yang lain,” tutupnya. Adm [IK]