26 C
Banjarbaru
Kamis, November 20, 2025
spot_img

DISERTASI 2025: IYC dan Dispersip Kota Banjarmasin Ajak Kawula Muda Bijak Finansial dan Bebas Pinjol

Indonesian Youth Changemaker (IYC) bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Banjarmasin sukses menggelar kegiatan DISERTASI (Diskusi Seru Tentang Literasi) dengan tema “Dari Literasi ke Aksi: Kawula Muda Bebas Pinjol dan Judol”, yang dilaksanakan pada Sabtu, 1 November 2025 di Hotel Fugo Banjarmasin.

Kegiatan ini dihadiri oleh para pelajar, mahasiswa, serta peserta dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan yang antusias mengikuti jalannya diskusi seputar literasi keuangan dan pengelolaan finansial di era digital.

Dalam sambutannya, Kepala Dispersip Kota Banjarmasin, Drs. M. Ikhsan Alhak, M.Si, menyampaikan pentingnya menjaga semangat belajar dan literasi setiap hari agar generasi muda tetap tumbuh produktif dan berdaya. “Bagusnya itu tiap hari kita memelihara semangat diri, agar bisa lebih bersemangat daripada hari-hari sebelumnya. Karena dengan semangat itulah kita merasa hidup lebih baik dan lebih enerjik untuk mengerjakan sesuatu,” ujarnya membuka kegiatan.

Beliau juga mengapresiasi para peserta yang telah hadir sejak pagi dan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan literasi ini. “Saya senang karena yang hadir adalah generasi muda — kaum milenial dan Gen Z — yang mau bangun pagi, datang ke sini dengan semangat belajar. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, karena literasi bukan sekadar membaca, tapi juga memahami dan menerapkan dalam kehidupan,” tuturnya.

Materi pertama disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banjarmasin, Drs. M. Ikhsan Alhak, M.Si, dengan judul materi, “Kebebasan Finansial: Kita Pasti Bisa.”

Dalam pemaparannya, beliau memberikan banyak nasihat praktis tentang bagaimana cara mengatur keuangan pribadi dengan bijak. “Kita harus mengatur uang, bukan uang yang mengatur kita. Belilah sesuatu yang dibutuhkan, bukan sekadar yang diinginkan,” tegasnya.

Beliau juga menjelaskan konsep dasar pengelolaan finansial yang seimbang, yaitu 50% untuk kebutuhan, 30% untuk tabungan atau investasi, dan 20% untuk dana cadangan atau darurat.

“Kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Karena keinginan itu tidak ada batasnya, tapi kebutuhan ada batasnya,” ujarnya, disambut antusias para peserta.

Materi kedua dibawakan oleh M. Fadli dengan judul “Menjaga Kekayaan: Uang Bukan Segalanya, Tapi Segalanya Perlu Uang.”

Dalam sesinya, Fadli mengingatkan bahwa literasi finansial bukan hanya tentang menabung atau menghindari utang, melainkan juga tentang membangun mentalitas dan kesadaran dalam menggunakan uang secara bertanggung jawab.

“Uang memang bukan segalanya, tapi untuk melakukan banyak hal baik, kita tetap memerlukan uang. Karena itu, kemampuan mengelola keuangan menjadi bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri,” ungkapnya.

Kegiatan DISERTASI ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk memahami pentingnya literasi keuangan sebagai bekal menghadapi era digital yang penuh tantangan, khususnya maraknya fenomena pinjaman online (pinjol) dan perjudian online (judi) di kalangan remaja.

Melalui program ini, IYC bersama Dispersip Kota Banjarmasin berharap dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dalam mengatur keuangan dan memanfaatkan literasi untuk kehidupan yang lebih mandiri dan produktif. Dn

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles