Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Workshop bertema “Pengantar Artificial Intelligence” yang menghadirkan narasumber Mahendra Dwifebri Purbolaksono, M.Kom., dosen dan peneliti dari Universitas Telkom, yang juga dikenal sebagai pemenang berbagai penghargaan internasional di bidang inovasi digital.
Dalam paparannya, Mahendra memaparkan bagaimana dunia telah memasuki fase baru perkembangan teknologi yang ditandai dengan kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI).
“Kita hidup di era yang sangat menakjubkan. Semua aspek kehidupan kini dipengaruhi oleh produk dari human intelligence, dan AI akan mengakselerasi perubahan ini,” ungkap Mahendra, Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Selasa (24/6/2025).
Mahendra menyoroti lima tahapan evolusi AI, mulai dari sistem berbasis aturan, machine learning, deep learning, large language models (LLM), hingga autonomous agents. Teknologi seperti chatbot, mobil otonom, dan sistem rekomendasi e-commerce kini menjadi wujud nyata dari penerapan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap deep learning yang memungkinkan mesin belajar mengenali pola kompleks secara mandiri. “Deep learning mampu mempelajari fitur dari tingkat rendah hingga tinggi secara bertingkat, memungkinkan AI untuk mengenali objek, menerjemahkan bahasa, hingga menjawab soal matematika,” jelasnya.
Tak hanya membahas sisi teknis, Mahendra juga mengangkat isu tanggung jawab dan etika dalam pengembangan AI. Ia menyoroti perlunya regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa dan usulan regulasi berbasis risiko terhadap sistem AI.
“AI yang berisiko tinggi harus melalui prosedur penilaian kesesuaian sebelum dipasarkan, demi melindungi keselamatan publik dan hak asasi manusia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mahendra mengingatkan bahwa AI bukanlah segalanya, tetapi ia memiliki potensi besar untuk mengarahkan manusia ke arah yang lebih baik, termasuk dalam mengatasi persoalan global seperti perubahan iklim. Namun ia juga menggarisbawahi bahwa teknologi yang tidak dikendalikan bisa membawa risiko besar.
“AI bisa menjadi hal terbaik atau terburuk yang pernah terjadi bagi umat manusia,” tutupnya, mengutip pernyataan Stephen Hawking.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi peserta, khususnya insan perbankan dan ekonomi digital di Kalimantan Selatan, untuk memahami dasar-dasar dan tantangan pengembangan AI dalam konteks ekonomi dan kebijakan publik. As