Pagi yang cerah di Pasar Bauntung, Banjarbaru, Jumat (28/11), terasa berbeda dari biasanya. Alunan musik senam bergema di antara deretan kios, disambut tawa dan semangat ratusan pegawai dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dimulai sejak pukul 07.00 Wita. Mereka berkumpul bukan untuk bekerja, tetapi untuk merayakan kebersamaan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-54 (Korps Pegawai Republik Indonesia) Korpri.
Kegiatan diawali dengan Senam Kesegaran Jasmani yang membuat halaman pasar terlihat penuh warna. Setelah itu, peserta diarahkan menuju stan pemeriksaan kesehatan gratis serta area donor darah. Namun yang paling ditunggu-tunggu justru adalah pembagian voucher belanja senilai Rp30.000 yang bisa dibelanjakan langsung kepada para pedagang pasar hingga pukul 11.00 Wita.
Menurut Riduansyah, salah satu panitia inti kegiatan bagian fasilitator mengatakan pembagian voucher bukan sekadar hadiah, tetapi strategi untuk menghidupkan kembali geliat transaksi di pasar tradisional.
“Voucher ini kami bagikan agar peserta belanja langsung ke pedagang. Nanti pedagang menukarkannya ke panitia. Jadi selain olahraga, kegiatan ini juga membantu menggerakkan ekonomi pasar,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa rangkaian peringatan HUT Korpri tahun ini tidak hanya berhenti di sini, karena pada Senin mendatang akan digelar upacara puncak ulang tahun Korpri. Bagi para peserta, suasana pagi itu terasa lebih hangat dari biasanya. Lilis Maryati, SH., LL.M, salah satu peserta dari Sekretariat Dinas Sosial Kota Banjarbaru, mengaku kegiatan ini memberikan ruang untuk melepas penat sekaligus mempererat hubungan antar instansi.
“Seru sekali. Kegiatan seperti ini membuat kami lebih akrab. Voucher belanja juga membantu meningkatkan minat beli ke pedagang pasar,” ujarnya dengan senyum.
Tak hanya peserta yang merasakan dampaknya. Para pedagang pun merasakan denyut ekonomi yang lebih hidup hari itu. Purnamawati, salah satu pedagang Pasar Bauntung, tampak antusias melayani pegawai yang berbelanja menggunakan voucher.
“Kegiatan hari ini menarik sekali. Kalau bisa diadakan sebulan sekali, pasti pasar makin ramai,” harapnya.
Di tengah deru aktivitas pasar, momen sederhana ini menjelma menjadi ruang kebersamaan antara pegawai, panitia, dan pedagang. Olahraga, cek kesehatan, dan transaksi kecil yang mengalir di sepanjang pagi bukan hanya rangkaian kegiatan, tetapi pengingat bahwa kebersamaan bisa tumbuh dari tempat yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat pasar tradisional.Lut
