Menggunakan almamater kebanggan kampus masing-masing, dikawal aparat berseragam lengkap. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kalsel Melawan memasuki Gedung DPRD Kalsel untuk menyampaikan sejumlah aspirasi, Rabu (26/11/2025).
Duduk di kursi empuk, ruangan ber ac, layaknya anggota DPRD para mahasiswa menyampaikan sejumlah aspirasi. Sebelumnya mereka melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kalsel, melanjutkan unjuk rasa yang sebelumnya berakhir bentrok dengan aparat.
Tiba di depan Gedung DPRD Kalsel Dengan membawa spanduk sindiran terhadap Anggota DPRD Kalsel, para mahasiswa langsung melalukan orasi diiringi lagu-lagi perjuangan.
Dalam orasinya, pengunjuk rasa tetap meminta Ketua DPRD Kalsel H Supian HK menemui mereka untuk berdialog, massa juga mencari Muhammad Jaini, dimana pada aksi sebelumnya sekretaris dewan itu dituduh memukul mahasiswa saat bentrok.
“Supian mana? Jaini mana? Dia harus meminta maaf langsung dihadapan kita, karena saat bentrok kemarin memukul mahasiswa,” ucap salah satu orator melalui pengeras suara.
Usai melakukan orasi, salah satu mahasiswa menaiki pagar Gedung DPRD Kalsel, kemudian mencoret muka Supian HK dan Muhammad Jaini menggunakan cat warna hitam.
Pengunjuk rasa membawa empat tuntutan utama. Pertama, penolakan terhadap KUHAP yang baru disahkan DPR RI. Kedua, penanganan tambang ilegal di Kalsel yang dinilai masih menimbulkan banyak masalah di beberapa kabupaten.
Ketiga, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang belakangan kerap menyulitkan masyarakat. Keempat, pengesahan UU Masyarakat Adat yang bersifat prorakyat.
Selama unjuk rasa berlangsung polisi terpaksa mengalihkan arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan, dimana pengendara dari Jalan Samudera di arahkan ke Jalan Kamboja. Kemudian pengendara dari Jalan Jenderal Sudirman langsung dibelokkan menuju jembatan Merdeka dan langsung ke Jalan Veteran atau Jalan A Yani. Stn
